Bayangkan jika kita tidak menyerah, mungkin kita masih punya rumah yang begitu teduh dan ramah; isinya dihiasi tawa dan canda kikis rasa lelah. Bukannya indah?
Bayangkan jika kita tidak menyerah, terjang tiap tikungan yang menghalang tujuan—bersama, tanpa ribut dan kontra yang ikut serta. Mungkin masih damai sejahtera, ya?
Bayangkan jika kita tidak menyerah, saksikan media dan gulir layar ponsel tanpa risau yang melanda. Nyenyak tidur dan kehidupan cuma diisi hal yang berbunga-bunga. Hitung hari saat tujuh kembali tiba, bukan rasakan kesal dan amarah yang tak tuntas mereda.
Bayangkan jika kita tidak menyerah, sama halnya dengan para putra yang jadikan kita sebagai bagian dari mimpinya. Seret kembali tujuh yang sempurna tanpa tertinggal salah satunya. Harusnya bisa—ini bukan memaksa, tapi itulah yang seharusnya.
Bayangkan jika kita tidak menyerah, representasi ‘Bangkit dan Sadar’ tak akan terkikis makna dalamnya lalu menyusut berubah arti—tak begitu berharga seperti mulanya lagi, akan sayang sekali.
Bayangkan jika kita tidak menyerah, kosong yang lama akan kembali terisi. Panggung megah nanti tak akan kosong dan kita tak perlu merindu lagi. Yang kemarin jadi hari lalu yang perlahan dilupakan sebab tertimbun dengan barunya kenangan. Kacaunya ‘kan lekas membaik perlahan.
Bayangkan jika kita tidak menyerah, di bulan ini, kita saksikan penuh bingah—mungkin menjadi yang pertama atau ini adalah penantian yang lama akhirnya tiba juga—bagaimana tujuh bintang menari dengan senyum melengkung lalu dibanjiri sanjung dan beribu junjung.
Bayangkan jika kita tidak menyerah, tak ada mimpi remaja yang berubah menjadi mimpi buruk sepanjang hidupnya. Tak ada pula sisa dari mereka yang dibuat bimbang karena ramai perginya orang. Tak ada pula kita yang berdiri di ujung cerita; tentukan arah untuk kembali atau pulang dengan hilangnya harapan.
Bayangkan jika kita tidak menyerah, selagi bisa, walau mencuri banyak waktu, meski nanti juga ‘kan berlalu, beri saja yang terbaik dulu. Karena, bayangkan jika kita tidak menyerah, semua bukan sekedar sejarah; tapi jadi indahnya sebuah kisah.
Jadi, mari ambil satu atau dua langkah, sambut yang pantas disambut dan pegang yang pantas bertahan. Tak butuh di semesta lain, tapi sekarang.